Seni tari merupakan seni menggerakkan tubuh secara berirama, biasanya sejalan dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu gagasan atau emosi, atau menceritakan suatu kisah, dapat pula digunakan untuk mencapai keadaan semacam mabuk atau tak sadar bagi yang menarikannya. Kemungkinan-kemungkinan yang demikian itu, menjadikan tari sebagai ciri pokok pada kehidupan agama, masyarakat dan seni dalam kebudayaan pada umumnya .
Menurut para ahli seni tari adalah sesuatu yang memberi kita kesenangan (M. Adler); sesuatu yang apabila dilihat membuat senang (T. Aquines); sesuatu selain baik juga menyenangkan (Aristoteles); sesuatu yang menyenangkan seketika, dan semesta (I. Kant); gejala yang dapat dicerna oleh indera dengan baik (Eric W).
Secara keseluruhan tari itu dapat dibagi atas tiga kelompok besar yaitu:
1. Tari sepenuhnya, yang dapat dibagi atas dua golongan yaitu:
- Yang tidak mengandung cerita
- Yang mengandung cerita
2. Tari yang terpadu dengan unsur seni lainnya, yang dapat dibagi atas tiga golongan yaitu:
- Terpadu dengan dialog
- Terpadu dengan nyanyian
- Terpadu dengan dialog dan nyanyian
3. Tari yang terpadu dengan permainan, yang dapat dibagi atas tiga golongan yaitu:
- Dengan akrobatik
- Dengan demonstrasi kekebalan
- Dengan sulapan.
Dari sudut bentuk dan perwujudannya perkembangan tari di Indonesia dapat dibagi atas lima tahap (Sedyawati) , yaitu:
- tahap kehidupan terpencil dalam wilayah-wilayah etnik,
- tahap masuknya pengaruh-pengaruh luar sebagai unsur asing,
- tahap penembusan secara sengaja batas-batas kesukuan, sehubungan dengan tampilnya nasionalisme Indonesia,
- tahap gagasan mengenal pengembangan tari untuk taraf nasional, dan
- tahap kedewasaan baru yang ditandai oleh pencaharian nilai-nilai di dalam tari itu sendiri.
Ciri khusus tarian Indonesia menurut Claire Holt (1967) adalah terikat dengan tanah dan tidak menjauhinya, posisinya duduk, berlutut, membungkuk ataupun setengah membungkuk. Serta kaki dan tangan sama pentingnya.
Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33340/3/Chapter%20II.pdf